REZEKI HALAL MUDAH DIDAPAT

REZEKI HALAL MUDAH DIDAPAT

“Jangankan cari yang halal, yang haram saja sekarang susah dicari”

Pernah nggak, anda mendengar kalimat di atas ?

Sebuah kalimat gurau yang memiliki seribu artian abu abu, mulai dari ungkapan rasa frustasi akan kejamnya persaingan dunia, rasa eneg dengan dalil dan dalih, hingga cemooh beberapa kalangan akan kalangan lainnya, yang mereka anggap “Sok Suci”.
Tapi apapun maksud dan arti serta tujuan kalimat itu dilontarkan, semoga kalimat itu tidaklah menjadi sebuah doa yang diIjabahNya.

Benerkan saat ini dunia kita, segenting itu ? Dimana mencari rezeki halal sdh sangat susahnya, hingga membuat banyak orang dan banyak kalangan sudah mulai frustasi, atau bahkan sudah telah lama mereka mereka itu frustasi.

Sambil membersamai sang buah hati, kami berdua (saya dan istri) mencoba berikhtiar membahasakan kepada sang jagoan, putra kami. “BAHWA REZEKI HALAL ITU MUDAH DIDAPAT”.

Kala itu, saya lupa sejak kapan nya. Berkisar akhir 2017 mungkin, bertepatan dengan persiapan event Tahunan Padepokan Margosari, PERAK 2018. Kami sekeluarga memutuskam untuk mengurangi sampah keluarga kami, mengumpulkannya, dan memilah milahnya. Ya istilah kerennya 3R – Reduce, Reuse n Recycle.
kami mulai menjadikan sampah sebagai bentuk ikhtiar kami dalam mendidik dan membersamai sang jagoan. Ecobrick ala mamanya dan bank sampah ala sang jagoan. Bismillah ini ikhtiar kami.

kembali ke Rezeki Halal…. 🙂

Ya, semenjak itu, kami sekeluarga mempunyai hobi baru, “memulung”, atau bahasa jawanya “Ngerosok”. Sebuah aktivitas berbasis ekonomi terkait dengan sampah, bisa juga dibalik, kegiatan berbasis sampah yang ujung ujungnya nyasar ke ekonomi. Atau apalah sebutannya, kami gak membahasnya, yang penting adalah pendidikannya. Dan pentingnya kedua adalah uangnya, rezeki halal, maksud kami.

Botol, kardus, kertas, besi, plastik, botol aqua, gelas aqua, dll, dst, dsb. Banyak barang dan benda yang kami kumpul dan pilah dalam karung karungnya sesuai dg golongannya. Kami kumpulkan itu beberapa hari hingga suatu hari, saat yang tepat, yaitu saat karung pada penuh dan sudah luber tak tak termuat, kami angkut untuk dibawa ke pengepul barang bekas, atau pengepul “rosok” untuk dijual.

Cerita lain lagi jika membahas tentang bagaimana susahnya membawa barang barang itu ke pengepul yang berjarak berkisar 1km dari rumah kami, akan kami ceritakan dilain artikel ya.

balik ke pengepul….

Setelah ditimbang satu persatu karung karung kami, sesuai dengan jenis barang yang kami ajukan, hitung sana, hitung sini, pencet pencet tombol kalkulator, akhirnya pak bos pengepul memberikan kami beberapa lembar uang sebagai hasil jualan beberapa sampah kami. Alhamdulillah rezeki halal kami dapat siang itu.

Lembar lembar rupiah itu kami ijinkan dibawa sendiri oleh sang jagoan, digenggamnya erat uang “sampah” di tangannya, serasa enggan dan gak mau uang itu terlepas dari genggamannya, maklum itu adalah uang pertama yang didapatnya dari jualan sampah yang dia kumpulkan selama beberapa hari sebelumnya.

sepanjang perjalanan pulang, kami bahasakan ke beliau nya, segitu mudahnya cari uang halal, rezeki halal. Cukup kumpul kumpul sampah, bawa ke tukang rosok (Red :Pengepul barang bekas), ditimbang, langsung dapat uang cash. Dan insyaAllah halal. Ya, semudah itu.
kami bahasakan bahwa, semakin rajin kita kumpul kumpul sampah, semakin banyak kita jual “sampah” maka semakin banyak pula rezeki uang yang kita dapat. Dan yang terpenting itu HALAL.

Ya, memang kami berdua (saya dan istri) bersepakat, sedari sekarang kami ikhlas akan pilihan profesi sang jagoan kelak, kami gak mau membebani sang jagoan dengan pilihan pilihan profesi ala kami, orang tuanya. Kami ikhlaskan beliau untuk memilih profesi apapun kelak, bebas. Cuman satu syarat PATEN yang kami ajukan ke beliau. Apapun kerja dan profesinya yang terpenting adalah SELALU INGET DAN TAKUT SAMA ALLAH SWT, SERTA JAGA SHOLAT. InsyaAllah rezeki Allah Swt yang jamin.

semenjak hari itu kami bertiga sepakat, mengangkat sang jagoan sebagai MANAJER SAMPAH dikeluarga kami. Beliau bertanggungjawab atas pengumpulan dan pemilahan sampah keluarga kami, dan berhak atas seluruh hasil penjualan sampah sampah kami. Alhamdulillah, semoga Allah meridhoi dan membarokahi ikhtiar kami ini, aamiin.

Begitulah ikhtiar kami membahasakan kepada sang jagoan, bagaimana Allah memberi kita pilihan, pilih halal atau nggak. Karena sesungguhnya pilihan diberikan kepada kita, dan kita dibebaskan untuk memilihnya. Cuman pahamlah kita bahwa yang bebas dipilih adalah pilihannya, bukan konsekuensinya.
Karena memilih adalah hak kita, manusia. Sedangkan konsekuensinya adalah ranah dan hak Allah Swt dg hukum hukumnya. Pilih surga atau neraka. Pilih halal atau haram. Pilih jalan Allah atau bukan. Pilihan di tangan kita.

Semoga Allah selalu membimbing kita menuju kemudahan, kemudahan mencari dan menjemput rezeki halalNya, dan meridhoi dan membarokahi setiap langkah langkah kita, aamiin.

#CMIIW

Semarang, Ramadhan 11, 27 Mei 2018.

Best Regards,

Dutria BAYU Adi
A Professional Student @TrainingSemarang.Com
BF Institute Training Center Semarang
Public, Inhouse and Outbound Training Provider
www.trainingsemarang.com

Mobile / WA / Text 085640262068
Fax 02476916729

Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi / Dutria Bayu Adi