Kreasi Gitar Sang Jagoan dan Buku Pertama Sang Jagoan

17 Juli 2018

Sang jagoan hari ini bangun siang, baru bangun sekitar jam 10.00. Bahkan setelah papa pulang kerja. Jadi sang jagoan nggak tahu kalau papanya sudah selesai kerja hari ini. Bangun trus sholat subuh jam 10.30, hiiiii… seperti sholat dhuha saja. Tapi tak apa lah untuk pengenalan pada sang jagoan. Yang penting dia senang beribadah.

Siangnya dia membuat gitar dari kaleng bekas biskuit. Dia melubanginya menggunakan obeng dan dipukul dengan tongkat kayu pegangan cangkul kecil yang patah. Saya tidak tahu darimana dia mendapatkan ide itu, dia pun mengerjakannya pada saat saya dan papanya sedang tidur. Lalu dia mengikatkan beberapa karet di lubang2 tsb, sampai membentuk seperti senar gitar. Walaupun dia diberitahu kalau kaleng bekas itu lebih cocok dibuat drum, tapi dia tetap bersikeras membuatnya menjadi gitar. Bahkan beberapa kali karetnya lepas, tapi dia tetap bersemangat menyelesaikan karyanya tanpa dibantu. Sampai akhirnya dia menyerah dan mau menerima bantuan papa. Papa hanya memasang karetnya saja agar bisa kuat terpasang dengan menaruh sumpit dan stick ice cream diujung2 karet.

Sang jagoan lalu melihat2 majalah B***nya, setelah sekian lama majalahnya tidak datang tanpa kami tahu alasannya. Dia mengajak saya untuk membuat akuarium mainan hadiah dari majalah tersebut. Belum selesai membuat akuarium, saya mengajaknya makan mangga dengan cara yang berbeda yaitu membelah mangga dan membentuknya menjadi seperti landak katanya, lalu sang jagoan memakannya dengan cara menggigitnya sedikit2, bahkan dia sampai habis 1,5 mangga.

Setelah selesai sholat dhuhur, sang jagoan mengecat gitar barunya dengan cat lukisnya, dia memakai beberapa warna di permukaannya. Sampai setelah sholat ashar, dia meminta ijin untuk maen keluar dengan teman2nya.

Dapat oleh2 cerita kalau dia tadi habis bermain bakar2an sampah2 kering dengan teman2nya, ada yang diabakar di bawah kursi taman, ada yang di bakar di dalam kaleng dan ada yang dibakar langsung di lapangan. Katanya dia memberi ide ke teman2nya agar mengumpulkan daun2 kering dulu, biar apinya nggak mati. Ternyata dia juga bisa berperan dan memberikan ide dalam sebuah kelompok. Walaupun pulang maen badannya bau asap semua. Malamnya setelah sholat maghrib, dia minta untuk mengaji (sampai huruf lam) dan hapalan karena dia ingin melihat youtube, dia lalu melihat youtube dan makan malam bersama kami, mie dan kentang goreng.

Masih ada jatah youtube 30 menit setelah sholat isya’ dan kemudian dia bergabung bersama kali yang sedang nyangkruk sambil menikmati secangkir kopi di ruang tamu, kami ngobrol2 sebentar dan saya bercerita pada papa kalau pas kemarin di rumah merah, dia bertanya sama putri kenapa kok putri sama kakung nggak pernah nongkrong. Jawaban putri, karena putri sibuk banyak kerjaan. Pertanyaan yang polos dari seorang anak 7 tahun yang tidak punya maksud apa2.

Saya bercerita juga kalau tadi sudah saya jawab kalau setiap keluarga punya kebiasaan masing2, walaupun mama dan budhe ita adalah anaknya putri, tapi kebiasaannya belum tentu sama, besok kalau ade sudah besar mungkin punya kebiasaan sendiri dengan keluarganya ade. Yang paling penting, kita harus bahagia. Kemudian sang jagoan ngajak keluar “cari angin”. Jiaaah… anak kecil gitu tahu aja ngajak nyari angin. Cuma muter2 sebentar di Dinar dan pulang lagi. Dilanjutkan dengan menyiram tanaman, dia bersikeras membantu menyiram, dan meminta untuk menguras kolam juga. Katanya dia yang mengambil ikannya dari kolam. Oke, saya hanya membantu seperlunya saja. Selesai dengan kolam ikan besar, pindah ke kolam bayi ikan. Ini adalah kolam yang paling susah ngurasnya. Karena lubang pembuangannya sangat besar. Berkali2 sang jagoan berusaha menangkap ikan di kolam kecil dengan jaring yang cukup besar. Daaaan…. berhasil, 14 ekor bayi ikan berhasil ditangkap. Tugas menguras ikan sudah hampir selesai tinggal menunggu kolam diisi air.

Sambil menunggu kolam penuh, sang jagoan membereskan mainannya. Dan beristirahat sebentar sebelum menemani kami duduk2 di ruang tamu lagi. Tahu2 dia mengambil buku cerita tentang Momoa Kecil yang di dapat dari acara Perak. Dia bilang mau membaca buku cerita itu sampai habis. Alhamdulillah dia bisa membacanya sampai selesai, walaupun dengan sedikit perjuangan, ada beberapa huruf yang belum bisa dibacanya seperti “ny*” apalagi kalau sudah “ny**”, lebih susah lagi. Tapi selebihnya, dia bisa menyelesaikan membaca dengan baik. Buku Momoa ini adalah buku pertama yang dibacanya sampai selesai, dan dia sangat bangga akan itu. Wajahnya berseri2, akhirnya dia bisa membaca sendiri. Kami sangat bangga melihatnya. Semoga Allah selalu menjagamu nak.