28 Agustus 2018
Rencananya hari ini papa mau ke bank. Seperti biasa saya dan sang jagoan ikut serta. Dari pagi sang jagoan belum makan, ditawarin mampir ke toko roti dia nggak mau. Malah pilih untuk makan di salah satu restoran cepat saji yang letaknya di depan bank yang papa tuju. Kami tahu tujuan sang jagoan bukan hanya makan di situ, tapi yang dia pengen adalah main di playground yang disediakan restoran tsb.
Aturannya boleh mainan setelah makan selesai. Dia pun segera memakan makanan yang dipesan. Sambil makan, saya cerita padanya bahwa teman2nya nggak semua seberuntung dia. Banyak yang hanya sesekali saja bisa menikmati makanan yang dia makan sekarang, bahkan mungkin belum pernah makan disini. Karena tidak semua orang tuanya punya rejeki untuk bisa membeli makanan yang relatif mahal itu. Harga satu porsi makanan seperti yang dia makan, bisa dibuat beli beras hampir 3 kg. Yang artinya bisa dibuat makan orang satu rumah selama 3 hari, atau bahkan lebih. Sedangkan sang jagoan menghabiskan uang segitu untuk 1X makan, untuk 1 orang saja. Sang jagoan sampai kadang bosan dengan makanan2 yang notabene mewah untuk beberapa orang seperti roti dan fried chicken. Sedangkan banyak anak yang menunggu saat2 makan makanan seperti ini. Bahkan terkadang ada yang makan cuma pakai garam saja tanpa lauk. Itupun mereka tidak bisa makan dengan cukup kenyang karena jumlah nasinya yang terbatas. Harus dibagi dengan anggota keluarga yang lain. Maka sang jagoan harus sangat2 bersyukur karena dia termasuk salah satu anak yang sangat beruntung.
Di tengah2 dia makan, saya tunjukkan peraturan bermain di playground yang letaknya bersebelahan dengan meja tempat dia makan. Saya memintanya membaca salah satu point peraturan yang tertulis disitu. Bunyi peraturannya adalah playground hanya diperbolehkan untuk anak2 berusia dibawah 7 tahun. Dan point yang lain menyebutkan kalau bermain di situ harus memakai kaos kaki. Padahal sang jagoan tidak membawa kaos kaki. Saya menunggu bagaimana reaksinya setelah membaca peraturan yang dibacanya sendiri dengan terbata2. Ternyata dia memutuskan untuk tidak jadi main di playground tsb. Saya menanyakan apakah dia yakin, padahal tujuan utamanya ke situ adalah bermain. Dia bilang dia sangat yakin. Sempat beberapa kali saya menggodanya untuk bermain. Tapi dia tetap tidak mau.
Godaan tidak cuma dari saya, tak lama kemudian datang anak laki2 yang lebih besar darinya. Dia datang dan langsung bermain di playground itu. Dia melihatnya dan terdiam tanpa berkomentar apapun. Saya bertanya padanya, kira2 kenapa kok playground itu ada aturan mainnya, termasuk ditentukan juga usia anak yang diperbolehkan bermain di sana. Sang jagoan menggeleng tidak tahu. Saya bilang bahwa ada aturannya karena mainan itu tidak cukup kuat untuk anak2 besar yang umurnya 7 tahun lebih. Kalau dipaksakan, maka mainan itu bisa gampang rusak karena anak2 besar pasti lebih berat. Kan kalau mainannya sampai rusak, kasihan pemilik mainan itu. Dia mengangguk tanda mengerti. Alhamdulillah, hebat sekali kau nak, jaga selalu integitasmu. Ada orang yang mengawasi ataupun tidak. Tapi yang perlu kamu ingat selalu bahwa Allah tidak pernah tidur, selalu mengawasi perbuatan hamba2Nya.
Sebagai obat penawar kecewa dan menunggu waktu sampai papa datang, sang jagoan diperbolehkan youtube an. Ada wifi gratis di sini. Dan bonus ice cream untuknya.
Setelah papa datang, sang jagoan meminta diantar ke pelabuhan untuk melihat truck bagong favoritnya. Karena dia sudah hebat hari ini, maka keinginannya kami turuti. Tentu saja dengan syarat sang jagoan nggak boleh mengeluh karena cuaca sedang panas sekali. Selesai muter2 di pelabuhan, langsung pulang. Sampai rumah, sang jagoan langsung bersiap2 main dengan teman2nya.