Hari Raya Idul Adha di Rumah Merah

22 Agustus 2018

Pagi2 sudah bangun siap2 ke masjid untuk melaksanakan sholat Ied. Termasuk sang jagoan, walaupun belum mandi, tapi dia tetap terlihat rapi dan ganteng dengan baju berangkatnya. Kami berangkat naik motor. Sang jagoan berangkat bareng kakung dan putri. Sedangkan saya dan papa berangkat naik motor sendiri.

Selesai sholat Ied, ternyata kakung berencana membuat lepet. Makanan favorit kakung yang selalu dibuat saat2 hari Raya seperti ini. Kami diminta mengambil pesanan janur, ketan dan kelapa parut di Weleri. Pulangnya langsung membuat lepet, 2 kilo ketan ditambah kelapa parut, garam diaduk dan siap dibungkusin. Kakung, papa dan sang jagoan membungkus lepet bersama2 biar cepat selesai, karena memasaknya membutuhkan waktu yang lumayan lama. 6 jam paling sedikit. Jadi kalau lepet mulai dimasak jam 11, maka bisa diangkat kira2 jam 5 sore.

Sang jagoan sangat bersemangat, karena itu berarti mainan obong2 seharian. Tentu saja obong2 kali ini ada manfaatnya, hiiii… manfaatnya adalah bisa bikin lepet jadi mateng.

Tuan api siap bekerja….. kami memberikan gelar Tuan Api untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan di usianya untuk menunggui api. Dia tetap siaga menjaga api agar tetap menyala, walaupun sambil bermain batu, pasir dan mengejar ayam tetangga yang seliweran di kebun kakungnya. Bahkan sesekali dia memasukkan kayu ke dalam tungku pembakaran agar api tetap menyala besar.

p

Di sela2 waktu bekerjanya, sang jagoan berkreasi dengan membuat es sirup dengan bahan seadanya. Gelas dibuat menggunakan potongan bambu kecil, sirupnya berwarna merah, diambil dari batu bata yang dia tumbuk cukup halus, ditambah es dari batu. Dan sebagai pelengkap, sang jagoan menemukan potongan batang tanaman yang tengahnya bolong, sangat cocok untuk sedotan jadi2an. Tataaaaa…… es sirup jadi, siap untuk dinikmati di suasana panas, di depan perapian.

Pekerjaan selesai sekitar jam 5 sore. Tuan api bekerja dengan sangat baik. Dia hanya istirahat untuk sholat saja. Selebihnya dia selalu stand by di sekitar perapian. Nyam nyam nyam…. lepet sudah matang dan siap dinikmati.