DOLANAN itu duniaku
-/ Yo, poro konco dolanan ing njobo,Padang mbulan, padange kaya rino….. -/
penggalan syair lagu Padang Bulan. Berbahasa jawa, dan sangat erat dengan kehidupan anak anak kecil era saya dahulu.
Ya, jaman telah berubah,
kini, segala sesuatunya menjadi sangat berbeda dengan dahulu. Saya yang lahir di era 80an merasa, jaman hari ini adalah jaman dimana anak anak kecil susah sekali menemukan kebahagiaannya.
Anak kecil hari ini harus pergi ke resort resort lereng gunung dengan membayar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, hanya untuk manjat pohon, gantungan di tali, mainan lumpur sawah ataupun ngubang bersama sapi dan kebo.
Padahal jam saya kecil dulu hal itu adalah kehidupan kami sehari hari di desa. Ya, terlahir di desa, di lereng sisi timur gunung penanggungan mojokerto menjadikan saya dan teman masa kecil saya sangat puas dengan mainan ala outbound outbound itu. Masih ditambah pula, petak umpet malam hari kala purnama, atau pesta mercon bumbung sehabis terawih kala ramadhan tiba.
Kebun, halaman luas dan pekarangan menjadikan kami anak kecil yang aktif, berlari sana sini, kejar sana kejar sini, hingga tak jarang, kami kami nyungsep di parit got dekat jalan desa, akibat dari kejar kejaran ditepian jalan berputas di pohon pisang untuk menghidar kejaran rival sepermainan. Mmm,,… ya, itu dulu.
Awal Februari 2018 lalu, saya ada kesempatan untuk mudik, sekedar tilek mbok, dan saudara di kampung saya dulu, terlihat beberapa bangunan rumah baru banyak berdiri, sawah tempat dulu saya dan teman teman mengejar layang layang telah berubah menjadi deretan rumah rumah baru, tak hanya sawah sawah itu, pekarangan, kebon dan halaman luas dekat mushola, saksi sejarah kami kami jagoan desa kini telah tiada, berubah jadi bangunan kokoh hunian hunian baru, dan beberapa diantaranya adalah rumah sahabat saya dulu. Ya, sejenak sadar, kondisi asri itu, adalah 28 tahun yang lalu. Hari ini telah berganti kondisi. Dan pastinya jadi berbeda.
Teringat masa kecil yang indah itu, kembali saya merenung, kasihan anak saya. Dimana beliau begitu berbinar saat ketemu mainan mainan jaman bapaknya dulu, mulai dari engrang, hulahop, bakiak panjang, petil lele, gobak sodor, bendan dll. Semua aneh aneh itu ditemuinya di sebuah resort di daerah Batu sana, di Taman Dolan tepatnya. 3 hari kami di sana bersama keluarga besar kami, keluarga ideologis bukanlah keluarga biologis, yaitu keluarga PERAK. Sebuah gerakan bersama menyambut ramadhan bersama keluarga, gagasan dari Bu SEPTI PENI WULANDANI dan Pak DODIK serta Putra Putri beliau, mbak Enes Kusuma, mbak Ara Kusuma dan mas Elan.
Di taman dolan itu tersedia banyak alat mainan jadul serta skenario skenario mainan ala ala jadul, membuat putra putri kami berbinar, karena mainan itu sangat jauh dari teknologi yang biasa mereka bawa. Jauh dari kesan phone phone, walaun itu semua tak kalah smart juga dibandingkan phone anak anak jaman now.
sedikit menyimpulkan, anak tetap anak. Main adalah fitrahnya. Bermainan adalah dunianya. Yuks merdeka kan mereka untuk tetap menikmati masa bermain nya. Agar mereka BAHAGIA.
#CMIIW
#HakAnak
#Dolanan
#TamanDolan
#MainanJadul
#AnakJamanNow
#Bahagia
#Travelschooler
#TravelschoolingIndonesia
#HomeSchooling
#HomeSchoolingIndonesia
Best Regards,
Dutria BAYU Adi
A Professional Student @TrainingSemarang.Com
BF Institute Training Center Semarang
Public, Inhouse and Outbound Training Provider
www.trainingsemarang.com
Public Training Center Management and Consultant
www.trainingcentersemarang.com
Enrollment Management Expert
www.pendaftarankampus.com
Mobile / WA / Text 085640262068
Fax 02476916729
Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi / Dutria Bayu Adi