Review materi dari kelompok 5 (Dina Novita, Nur Nikmatul Atiyah) Pendidikan Fitrah Seksualitas Berdasar Norma Agama.

Perbedaan antara pendidikan seks, pendidikan seksualitas dan fitrah seksualitas.

Pendidikan Seks merupakan pendidikan mengenai aktivitas hubungan intim dan alat kelamin.

Pendidikan Seksualitas merupakan pendidikan yang mencakup tentang bagaimana seorang anak diajarkan cara berfikir, cara bersikap, merasakan kasih sayang orang tua, merespon kasih sayang, mengekspresikan diri, yang akan membentuk harga dirinya kelak.

Fitrah Seksualitas berarti menumbuhkan fitrah gender.

Fitrah Gender adalah cara seorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrah sebagai perempuan atau laki-laki sejati, sehingga dapat memenuhi peran, fungsi, dan karakteristik.

Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas.

Usia 0-2 tahun.

Dekatkan anak dengan ibunya. Pada usia ini anak masih menyusu pada ibunya. Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah.

Usia 3-6 tahun.

Pada tahapan ini penguatan konsepsi gender dengan penggambaran positif gender masing-masing. Anak laki-laki dan perempuan harus didekatkan dengan kedua orangtuanya.

Usia 7-10 tahun.

Sifat ego sentrisnya berubah menjadi sosio sentris, yakni sudah memiliki tanggungjawab moral dan Syariah

Usia 11-14 tahun (Pre Aqil baligh).

Diajarkan bagaimana berinteraksi sehat dengan lawan jenisnya. Anak laki-laki didekatkan dengan ibunya sedangkan anak perempuan dengan ayahnya.

Dalam tahap ini : Puncak perubahan hormonal, Melatih kepekaan anak dalam bergaul, Mulai selektif dalam memilih teman, Mulai dapat memahami tentang kelainan dan penyakit seksualitas, Dijelaskan tentang pernikahan dan bahaya pacaran, Perlunya adab menahan diri, Adanya kesepakatan dan aturan mengenai penggunaan gadget, bijak bermain sosmed, batasan bermain game, Adanya pembahasan mengenai pornografi.

Usia 15 tahun.

Penyempurnaan fitrah seksualitas. Pada tahap ini anak sudah dibebankan Syariah dan berubah statusnya menjadi mitra orang tua.

Adapun Prinsip Fitrah Seksualitas.

Prinsip 1

Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak lahir sampai usia 15 th dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan seimbang.

Prinsip 2

Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai femininitas. Anak laki-laki mendapatkan suplai 75% maskulinitas dan 25% femininitas, sedangkan anak perempuan 75% femininitas dan 25% maskulinitas.

Prinsip 3

Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki yang mempunyai peran keayahan sejati dan perempuan yang berperan kebundaan sejati. Mereka memiliki akhlak yang mulia terhadap pasangan dan keturunannya.

Prinsip 4

Jika anak kehilangan sosok salah satu figur, maka harus dicarikan figur pengganti dari keluarga atau komunitas.

TANTANGAN

Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender, antara lain yaitu “Seks Bebas” di kalangan remaja yang diawali dengan mewajarkan remaja melakukan “Pacaran”. Masalah ini merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan dari orangtua yang miliki anak remaja. Lalu bagaimana solusi kita sebagai orang tua untuk menghadapinya?..

SOLUSI

  • Jalin komunikasi yang baik dengan anak.
  • Adakan diskusi yang sehat, mendidik, dan menyenangkan mengenai ” pacaran”.
  • Berikan pemaparan mengenai dampak buruk dari pacaran.
  • Berikan pondasi agama yang kuat.

Sumber Belajar :

https://www.facebook.com/harry.hasan.sanrosa/post/10214702516026665

https://m.facebook.com>notes> pentingnya pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks, untuk anak.

Jika Anak Bertanya Tentang Pacaran – Abah Ihsan Official | Facebook https://m.facebook.com>post

Sumber lain yang ditemukan

http://deeruangbebas.blogspot.co.id/2017/02/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada_24.html

https://wp.me/p3JFkN-1dl

#fitrahseksualitas

#learningbyteaching

#bundasayangsesi11