Review materi dari kelompok 10 (Luluk Fahriyanti dan Rohma Yuanita A) Anak sebagai korban dan pelaku pelecehan seksual

Salah satu tujuan membangkitkan fitrah seksual pada anak yaitu mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Kejahatan seksual yang bisa terjadi pada anak yaitu pelecehan seksual.

Pelecehan seksual adalah bentuk kekerasan, dimana anak di bawah umur dipaksa terlibat dalam aktivitas seksual, dipaparkan atau dipertunjukkan organ kelamin secara tidak senonoh, anak disalahgunakan untuk mendapatkan kepuasan seksual, atau menggunakan anak dalam pornografi.

Seperti yang dijelaskan oleh parentsprotect.co.uk, anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual biasanya menunjukkan beberapa perubahan. Sikap mereka berubah dari biasanya. Kita harus makin peka dengan perubahan ini.

Berikut ciri-ciri anak yang menjadi korban pelecehan seksual :

  • Menirukan tindakan seksual yang tidak pantas dengan mainan atau benda lainnya.
  • Mimpi buruk, sulit tidur dan mengigau saat tidur.
  • Sering mengasingkan diri dan tampak lebih murung.
  • Tidak lagi menceritakan kegiatannya pada orang tua dan jadi pendiam. •
  • Sering merasa tidak aman.
  • Tiba-tiba menjadi pemberontak atau justru penuh rahasia/
  • Kemunduran perilaku di usianya, misalnya mengompol.
  • Takut dengan orang yang memiliki ciri tertentu (biasanya yang mirip pelaku).
  • Takut dan trauma dengan barang tertentu (biasanya berhubungan dengan proses pelecehan yang dialami).
  • Perubahan selera makan.
  • Memiliki kosakata seksual yang vulgar.
  • Sengaja membahayakan diri (melukai diri sendiri, membakar atau kegiatan yang membahayakan nyawanya).

Siapa saja yang bisa menjadi pelaku pelecehan seksual. Sebagian besar pelaku pelecehan seksual bebas dan dapat mencari korban anak baru di antara masyarakat.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pelaku pelecehan seksual (CWIG, 2010): •

  • kemungkinan adalah orang yang dikenal dan disukai oleh anak
  • bisa perempuan maupun laki-laki; menikah maupun single bisa anak, remaja atau dewasa
  • bisa berasal dari berbagai latar belakang budaya dan ras
  • bisa jadi anggota keluarga, rekan, guru, rohaniwan, pengasuh, atau siapapun yang melakukan kontak dengan anak
  • tingkat intelektual dan latar pendidikan tidak berpengaruh pada perilaku pelecehan seksual

Berikut ini trik pelaku untuk memanipulasi korban :

  1. menjebak
  2. meyakinkan korban kalau tindakan itu wajar
  3. membuat korban merasa bersalah
  4. menolak jawaban “tidak”
  5. ancaman atau godaan terselubung
  6. meminta korban untuk melakukan hal yang sepele

Oleh karena itu perlu adanya suatu program pencegahan pelecehan seksual yang harus melibatkan orang dewasa di sekitar anak.

Untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual, maka orang tua, guru dan orang dewasa di sekitar anak perlu belajar untuk:

  1. bagaimana cara-cara melindungi anak dari pelecehan seksual
  2. mengetahui apa yang perlu dilakukan jika anak mengalami pelecehan seksual
  3. tahu kemana mencari bantuan baik advokasi hukum dan layanan psikologis.

#fitrahseksualitas

#learningbyteaching

#bundasayangsesi11

Sumber lain yang ditemukan :

http://sayangianak.com/ini-cara-memberikan-pendidikan-seksual-pada-anak-sesuai-tahap-perkembangannya

https://id.theasianparent.com/pendidikan-seks-untuk-anak