Hari ke 4,
6 Maret 2018, hari ini pengen ke guru gambarnya Titan, kemudian kami merencanakan ke Desa Panglipuran, desa yang masih kental unsur Bali nya.
Sarapan sisa dimsum yang belum di rebus semalem, kemudian mandi dan siap2 berangkat. Tidak lupa buku gambar sang Jagoan dibawa untuk di tunjukkan pada sang guru. Sampai di tempat pak Ngurah, kami mengobrol, melihat karya2 beliau kemudian kami tunjukkan hasil karya sang Jagoan.
Perjalanan kami lanjutkan ke desa Panglipuran, melewati hutan bambu yang lumayan lebat. Sampailah kami di sana, tempatnya memang sangat kental unsur adat Balinya, yang walaupun kami juga menemukannya di jalan masuk homestay yang kami tempati serta di gang2 sempit di wilayah Ubud. Yang cukup berkesan bagi kami di saat kami akan pulang ke homestay lagi, terdengar bunyi kentongan, kemudian para ibu2 berbondong2 ke depan kompleks desa sambil membawa sampah, semakin lama semakin banyak. Saya sempat bertanya pada ibu2 di sana, bahwa ini adalah kegiatan PKK ibu2 yang dikumpulkan setiap bulan, kemudian hasilnya di kumpulkan sebagai uang kas mereka.
Jalan2 selesai, kemudian kami kembali ke homestay lagi. Mampir melihat homestay yang sudah kami pilih2 semalam. Homestaynya bagus dan nyaman, walaupun saat pertama masuk, rasanya sudah ragu karena bagunannya agak tua, hampir sama seperti homestay yang kami tinggal sekarang. Tapi ternyata di dalamnya ada bangunan yang baru dan kamarnya bagus. Tapi sayang, untuk kamar yang di lantai 2 sudah penuh, kata yang punya homestay, yang tinggal di situ sudah booking lama. Ya sudah lah, kami memutuskan untuk pikir2 dulu, sambil melihat2 hotel yang lain. Pulangnya kami mampir membeli padang bulan kesukaan sang Jagoan. Malamnya kami sempatkan untuk ngopi di depan teras homestay, suasana agak ramai karena kamar kami bersebelahan dengan bule2 yang menginap di situ juga. Sambil mencari homestay yang cocok untuk kami tinggal besok. Karena kami berencana untuk mencari homestay yang lebih nyaman untuk tinggal.