ERA 2000. Ekspedisi Raung Argopuro Tahun 2000
Dua puluh tahun lalu, tepatnya tanggal 13 Agustus 2000 foto ini diambil pada ketinggian 3328 mdpl, di puncak gunung Raung Bondowoso, Jawa Timur. Sebuah pencapaian monumental bagi saya pribadi sebagai seorang pencinta alam, juga bagi organisasi kami, OPA TIRTA WANA PHAKSA SMU 3 Ponorogo. Kenangan kenangan dalam perjalanan ini tetap teringat baik, membekas, berkesan dan menjadi referensi hidup dalam menghadapi setiap rintangan, halangan dan tatangan setiap harinya.
Kala itu Saya, bersama sama dengan Erwin Sang Ketua Umum, Arifa Sang Ketua Expedisi, dan Najib PIC logistik, meninggalkan sekolah kami di SMU N 3 Ponorogo (Sekarang SMA N 3 Ponorogo), sedari tanggal 9 Agustus 2000, untuk melakukan perjalanan ekspedisi pendakian 2 gunung, yakni Gunung Raung di Bondowoso dan Gunung Argopuro di Jember, dengan target waktu tempuh total 4hari di hutan. 2 hari untuk gunung raung, dan 2 hari untuk gunung argopuro.
Jalur yang kami pilih adalah jalur yang direkomendasikan oleh Mapala FISIP UNEJ. Karena kami minta support mapala FISIP UNEJ untuk bisa menyelesaikan tantangan ini, mulai dari penunjuk jalan, dukungan alat alat logistik, hingga dokumentasi perjalanannya. Beliau beliau full mensport kami sejak kami masuk kampus UNEJ tanggal 10 nya, menginap dan repacking bekal hingga tanggal 18 Agustus saat penutupan perjalanan ekspedisi ini. Terimakasih.
Apanya arti untuk hari ini.
Banyak hal yang saya pelajari dari perjalanan kala itu, seperti tantang melawan ego dalam diri serta singkronisasi dengan ego partner. Saat badan sudah mulai lelah dan tak bertenaga, ingin rasanya untuk merebahkan punggung bersantai ria melepas lelah. Tetapi jika dalam satu tim hanya kita saja yang butuh istirahat maka kita harus mengkompromikan hal tersebut kepada anggota tim yang lain, boleh nggak istirahat, walau sejenak. Hal ini tentu terkait padatnya jadwal dan target target capaian jarak tempuh yang harus dipatuhi, karena ini bukan fun hiking, melainkan ekspedisi. Kedisiplinan pada jadwal dan target adalah utama.
Begitu juga sebaliknya, disaat kita merasa diri masih fit, kuat dan semangat, akan tetapi jika melihat partner sudah mulai ada tanda tanda kecapekan, maka sepatutnya kitalah yang menawarkan untuk rehat sejenak, karena bisa jadi beliau tidak meminta rehat, dikarenakan sungkan dengan anggotan tim yang lain, dan tidak mau merasa bersalah atas keterlambatan perjalanan ekspedisi. Padahal resiko yang terbentang adalah pingsan, drop stamina hingga hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah/otak). Jika ini terjadi maka akan semakin mengganggu jadwal yang ada.
Saat kita lelah, kita sesuaikan dengan yang lain, jangan jadi penghalang. Saat kita masih kuat, mengertilah orang lain, jangan jadi orang yang egois. Berangkat 1 tim, jalan 1 tim, pulang utuh 1 tim. Inilah standart bagi ekspedisi yang menetapkan target tim.
Dari sisi motivasi diri, perjalanan itu mengajarkan bahwa, sesulit apapun target, sejauh apapun jarak tempuh, dan setinggi apapun puncak gunungnya, dengan dibekali perbekalan yang memadai, ilmu yang mumpuni, dan ketangguhan dalam menjalani, maka puncak pun dapat diraih. Dan hal ini menjadi penting karena hidup itu sendiri adalah tentang tujuan akhir kita (surga), bekal yang kita bawa (pahala), dinamika perjalanan (rutinitas), dan juga alat bantu dalam perjalanan (ilmu), serta godaan yang ingin membelokkan arah kita, atau bahkan mehentikan laju kita menuju tujuan akhir (setan), halangan dan rintangan yang selalu tersaji sepanjang perjalanan (cobaan). Dan yang perlu dipahamkan kita juga disediakan peta panduan dalam hidup (Al Quran dan As Sunnah).
Diawali dengan sebuah langkah kecil, dikonsistenkan untuk terus dan selalu melangkah maju. Selalu evaluasi dan koreksi setiap langkah yang akan dan telah kita lalui dengan peta jalur ekspedisi, pastikan masih dan selalu on the track. Cepat atau lambat bukanlah terpenting, tetapi keyakinan diri akan hal itu menjadikan tujuan dan target pasti dapat diraih.
Semoga kita selalu on the track. Menuju tujuan akhir yang indah.
Tetap semangat. Semoga selalu sukses.
Ruang Santuy Meteseh
2 Maret 2020. 05.58
Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi