13 Januari 2019
Hasil kami ngulik di web nya Way Kambas, kami mendapatkan informasi bahwa ada atraksi memandikan gajah di pagi hari. Tapi ada juga ulasan yang mengatakan bahwa ada kalanya Way Kambas ditutup untuk umum. Semoga rejekinya sang jagoan bisa melihat gajah hari ini. Hal ini pun sudah kami obrolkan dengan sang jagoan. Berdoa saja, semoga rejeki jadi kita bisa maksimal menikmati taman nasional Way Kambas.
Masuk Way Kambas jam 8 pagi. Loket belum buka, jadi kami bebas membayar tiket masuk. Kami hanya bertemu dengan penjaganya yang menunjukkan arah menuju taman nasional. Dari loket menuju ke taman nasional jaraknya sekitar 9 km. Wuaaa cukup jauh ternyata.
Kami harus melewati jalan aspal yang lumayan sempit dengan kiri kanan nya hutan yang dibatasi tanaman pagar. Agak ngeri juga sebenarnya, karena suasana masih sepi. Mungkin karena kami terlalu pagi. Di tengah jalan banyak bekas kotoran gajah yang tercecer. Pikiran jadi ke mana2 ni, gimana kalau tahu2 ada gajah yang melintas tanpa pawang. Bismillah, semoga lancar, aman dan selamat. Lega sekali saat di depan melihat ada truck di depan, waaa ada temannya. Trucknya unik sekali, di depannya traktor, tapi bagian belakang seperti truck bak kayu lumayan besar…
Agak ke depan, ketemu dengan mobil lain yang sepertinya menuju ke taman nasional juga. Alhamdulillah… aman. Sampai juga di taman nasional. Masih sepi memang. Ternyata di sana ada homestay yang saat itu di tempati oleh mahasiswa kedokteran hewan yang sedang praktek di sana. Tanya sana sini ternyata harganya 250 rb / malam. Dengan fasilitas seadanya. Kamar mandi bersama dan tanpa AC. Tapi jangan ditanya keseruannya… pagi hari saat bangun langsung bisa melihat gajah…
Homestay yang berada di dekat rumah gajah
Padang Rumput yang merupakan rumah gajah (gajah di sini di ikat dengan rantai)
Tak lama kemudian ada atraksi memandikan gajah yang berlangsung sekitar jam 8 – 9.30. Jadi bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan atraksi gajah mandi, bisa datang pagi2. Kalau kita kesiangan, bisa melewatkan atraksi tsb. Kami sempat berinteraksi dengan gajah jantan kecil namanya Pangeran, Umurnya 5 tahun.
Sedangkan gajah yang kami naiki bernama Salmon, gajah jantan ini umurnya 28 tahun. Kami berkeliling dengan durasi 30 menit lebih dengan membayar 150 rb / orang. Lumayan jauh juga dan cukup membuat kaki pegal gara2 mengikuti gerakan gajah.
Jam 11 siang kami keluar dari taman nasional, menuju ke Pelabuhan Bakauheni untuk siap2 menyeberang. Kami melewati daerah yang berasa seperti Bali. Banyak penjor, pura di sana sini. Dari daerah Tulang Bawang sampai kec. Ketapang. Baru ngeh kalau ternyata banyak nama daerah di Sumatera Selatan yang mirip dengan nama2 tempat di Jawa.
Baru sore hari, kami sampai di daerah Bakauheni. Sebelumnya kami mampir dulu di menara siger bakaheuni. Sayang sekali tempat nya tidak terawat, banyak fasilitas yang rusak. Padahal pemandangan dari sini sangat bagus.
Kapal kami berangkat sekitar jam 5 sore dan lewat maghrib baru kami sampai di pulau Jawa lagi. Alhamdulillah, kembali ke pulau jawa….
Malam ini kami menginap di homestay yang lumayan nyaman di daerah tangerang. Harganya pun bersahabat di kantong. Cukup 150 rb saja kami sudah bisa tidur dengan nyaman malam ini.