SIBUK TIDAK NGAPA NGAPAIN

SIBUK TIDAK NGAPA NGAPAIN

Travelling atau jalan jalan identik banget dengan tujuan wisata. Mulai dari ngulik kuliner khas, menikmati tiupan angin lokal, melihat indahnya pantai yang terhampar luas nan panjang atau hanya sekedar melihat bukit lembah dan tatanan alam yang hijau diiringi dinginnya hawa pengunungan. Itulah berwisata. Setidaknya bagi kebanyakan orang.

Tapi ada yang janggal terlihat belakangan ini tatkala kami berwisata. Dimana sebegitu buanyak rombongan datang dengan bis bis besar mereka, turun dari bis dengan segera dan seksama, dan tak jarang pula diiringi bunyi bunyian yang memberitahu mereka bahwa “kita di sini hanya 45 menit saja”. Seketika itu pula para wisatawan lokal itu bergegas berlarian dengan berbagai fokus tujuan. Beberapa lari ke toilet, beberapa langsung menuju wahana yang ada, beberapa lagi langsung memborong souvenir dan ole ole. Ya…. sebegitu bergegasnya mereka, hingga kami bertiga saat menemui rombongan jenis ini di sebuah danau terkenal di Bali tengah, merasa takjub sekaligus bertanya, apa tujuan mereka kemari ya ?!?!.

Kami bertiga terbiasa jalan jalan dengan cara kami sendiri, yang kami tebak banyak orang yang gak suka dan tidak sependapat dengan kami. Kala kami sedang travelling, seringkali kami hanya menetapkan hanya satu tujuan wisata saja dalam satu hari. Kami berangkat pagi, bermain dan menikmati apa yang ada di sana, dan yang selalu kami lakukan di setiap tempat wisata yang kami kunjungi adalah BENGONG.

Ya, Bengong, atau sibuk tidak ngapa ngapain, atau berdiam saja. Saat seperti ini kami tidak kulineran, kami tidak mainan pasir, kami tidak belanja ataupun jalan jalan. Kami hanya diam, duduk bertiga, dan ngobrol ngobrol ringan, nyangkruk, biasa kami menyebutnya.

Kami berpendapat bahwa berwisata adalah tentang “menikmati”, bukan sekedar “pernah”. Bagaimana kita bisa masuk ke level menikmati jika hanya sebentar dan tergesa gesa. Bagaimana bisa merasakan dengan sepenuh hati, jika kita harus fokus berhati hati karena tergesa gesa. Bagi kami menikmati adalah urusan hati. Hati puas, capek ragapun sirna.

Memang sich, mungkin dengan waktu yang singkat dan pendek itu, memungkinkan kita dapat lebih banyak tempat
Wisata yang dikunjungi, lebih banyak tempat yang diketahui, dan lebih banyak tempat yang didatangi, walau itu semua harus ditukar dengan rasa menikmati.

Lagi lagi, live is choice.

kalo kami pilih sedikit tapi menikmati, perkara ada yang belum sempat didatangi, kami putuskan berdoa, semoga ada rezeki lagi untuk mengunjungi, ini pilihan kami.

bagaimana dengan para sahabat travelling sekalian, pilih mana ?

wisma breakthrough
10 Agustus 2018. 06.45

Best Regards,

Dutria BAYU Adi
A Professional Student @TrainingSemarang.Com
BF Institute Training Center Semarang
Public, Inhouse and Outbound Training Provider
www.trainingsemarang.com

Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi / Dutria Bayu Adi