Sebuah Makna Perjalanan
sangatlah berbeda antara berjalan dengan diperjalankan. yang satu lebih cenderung mengandalkan diri sendiri, dan yang satulah menihilkan arti diri sendiri.
Dalam keseharian seringkali kita menjumpai sebuah keadaan yang tiada diduga, dan sama sekali di luar batas imaginasi kita. Apabila bicara tentang rencana dan menajemen, maka keadaan ini sangatlah jauh berada di luar batas rencana, sangat timpang dengan garis batas toleransi bias perencanaan. Dan di saat seperti ini, seketika hati kita menghibur diri dan berubah bak pujangga dengan kata kata mutiaranya, “biarlah manusia tetap berencana, tetapi tetaplah Tuhan yang memilihkannya untuk kita“.
disebutnya family strategic planning
Demikianlah perjalanan keluarga kami, the travel schoolers Indonesia. Sekian banyak rencana kami susun setiap bulan Ramadhan hingga awal Muharram setiap tahunnya. Sekian banyak capaian yang kita pengenkan untuk dapat diraih anak sang jagoan. Sekian pembelajaran baru yang ingin kami gelar untuk membakar semangat berkembang dan tumbuh kami, dan lain, dan terus, dan sebagainya…. banyak.
Di komunitas yang kami ikut di dalamnya, tahapan ini sering disebut family strategic planning atau FSP kami menyebutnya. Sebuah langkah sengaja, tertata, terukur dan tersepakati antar anggota keluarga untuk akan melakukan apa, untuk akan meraih apa, untuk akan memiliki apa, dan untuk akan mencapai batas mana setahun kedepan. Jelas, terstruktur dan terukur.Selayaknya sebuah manajemen perusahaan. Setiap tahun mereka menyusun annual strategic planning. Yang mengatur banyak hal tentang arah dan langkah yang hendak ditempuh oleh badan usaha yang dikenal dengan sebutan perusahaan.
Kami, the travel schoolers Indonesia, menjadikan tahun 2020 sebagai tahun belajar melalui travelling dengan rute keliling Indonesia non Jawa. Sebagaimana tahun 2019 sebelumnya, Alhamdulillah telah terselesaikan jalan jalan se jawa nya. Dari ujung Timur di Banyuwangi hingga ujung Barat di Merak Banten, sepanjang pantura jateng jabar hingga sebagian pantusel jateng jabar.
Tetapi apalah daya, Allah memilihkan menu yang lain. Menu yang kami sadari ini adalah menu terbaik bagi kami, menu yang bisa menjadikan kami lebih baik, menu yang lebih baik melebihi apa apapun terbaik yang pernah kita rencanakan. Menu special untuk hambanya yang paham kekhususan ini. Kami bangga, dan kami bersyukur akan itu semua. Karena Allah yang memilihkannya untuk kami.
pemaknaan ala ala
tidak ada sebuah makna tersemat pada setiap peristiwa, melainkan sebuah makna yang sengaja kita sematkan di dalamnya
Pemberian arti dan makna akan suatu kejadian dan peristiwa yang ada di kehidupan kita tidaklah mutlak kebenarannya. Karena itu sangat beegantu pada apa dan bagaimana kita mensikapi kejadian yang ada. Ada arti yang positif dan menguatkan, adapula arti yang negatif dan melemahkan.Hingga terjadi paradoxnya, dimana kita kadang mampu memberi arti dan makna positif yang menguatkan hati pada sebuah peristiwa yang negatif dan merugikan, tapi kadang kita malah terpeleset tidak sengaja memberi arti makna yang negatif dan melemahkan hati atas peristiwa yang positif dan menguntungkan bagi kita.
Aneh?..! Itulah bukti bahwa kita adalah manusia, yang tidak mungkin sempurna, tapi tempatnya salah dan lupa.Maka, dengan penuh kesadaran yang tinggi, kami the travel schoolers Indonesia memaknai bias bias yang terjadi ini sebagai sebuah anugerah dan berkah bagi kami.
- Kami jadi lebih banyak berdiam diri di rumah dan muhasabah
- Kami jadi lebih banyak waktu bertiga bersama tanpa banyak kerumunan di sebelah sebelah.
- Kami jadi lebih aware akan peran masing masing di keluarga
- Kami jadi lebih hemat karena hidup tanpa itinerary wajib lagi
- Kami jadi lebih banyak waktu untuk berkembang tumbuh dengan mencoba hal hal baru
- Kami jadi lebih ini, lebih itu, dan tetap berdoa semoga tidak pula berlebih dan lebih lebih di sisi BB. :).
Setidaknya inilah pemaknaan ala kami the travel schoolers Indonesia yang ala ala itu. Benar atau tidaknya, tak menjadi beban bagi kami, karena ini kami yang beri arti. Cocok atau tidak nya buat keluarga lain, tidaklah jadi fokus kami, karena ini tentang keluarga kami. Yang mungkin berbeda value nya, beda goals nya, beda sarapannya, bahkan mungkin beda perangkatnya. Maka sebebas kami memberi arti, bebaslah teman sekalian dalam memaknai setiap apa yang ada. Maknailah dengan makna yang ala ala diri kalian sendiri !
Merdeka berkeluarga, wujudkan keluarga yang merdeka.
Bisa jadi FSP tidak jalan,
Bisa jadi checklist tidak ter “check“,
Bisa jadi resah karena bias semakin menganga,
Tetaplah bahagia.
Karena bahagia itu kita yang buat,
Karena bahagia itu kita yang rasa,
Karena bahagia itu untuk kita,
S e k e l u a r g a .
Selamat hari selasa.
Hari bersama keluarga.
Meteseh, 1 September 2020. 06.31Wib
Diketik langsung dari teras rumah hijau
Wassalam
Bayu
Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi