Kelas Kepompong : Jurnal Harian – hari 30

Kelas Kepompong : Jurnal Harian – hari 30

22 April 2020

Hari terakhir tantangan 30 hari, dapat badge merah lagi. Seharian diminta ngater barang ke Kaliwungu, pulang sudah tepar. Jadi malam ini ngobrol sama sang jagoan tentang pembelajaran kami. Kami sedang membiasakan makan seadanya, tanpa protes, tanpa nanya. Bisa dibilang salah kami juga, saya sih terutama. Selama ini selalu kami ajarkan, makan yang penting lauknya aja, nggak makan nasi nggak papa. Dan ternyata baru ngeh kemaren, ternyata kalau dilihat lauk yang dimakannya sekali makan, untuk orang normal, bisa dibuat makan ber 3.

Tiba2 muncul kekhawatiran kami tentang itu semua, karena tidak akan pernah tahu, bagaimana masa depannya nanti. Semoga rejekinya selalu menyertai. Apalagi masa2 krisis ini, kami harus mengencangkan ikat pinggang, karena pekerjaan suami ikut terdampak. Tentu saja dalam hal ini, kebutuhan nya harus tetap mencukupi untuk masa pertumbuhannya. Sang jagoan sampai2 menyebut dirinya carnivora, karena dia hampir selalu makan protein hewani, hampir2 dia tidak mau tempe atau tahu. Padahal kalau dihitung, gizinya juga tidak kalah dengan protein hewani.

Jadi inget juga cerita bu Septi tentang mas Elan yang di magangkan di pedesaan demi merasakan hidup sederhana. Witting mulyo jalaran wani rekoso.

Sering kali kami bahas, hidup sederhana padahal sebenarnya mampu untuk hidup mewah adalah latihan, pilihan, dan hanya permainan saja. Semoga dengan terbiasa hidup sederhana, di saat kenyataan memang mengharuskan seperti itu, maka bukanlah menjadi hal yang bisa membuatnya mati sengsara.

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Sumber Artikel
Author: selfiaety