Kalimantan Selatan hari ke 6 (Banjarbaru)

29 November 2018

Agenda hari ini adalah mengunjungi pasar permata Martapura. Dari kemarinnya sang jagoan sangat bersemangat mengajak ke sini. Dia bisik2 sama papanya mau membelikan mamanya perhiasan dari batu permata. Walaupun sudah di ceritakan kalau harganya mahal. Tapi kata sang jagoan, dia masih punya tabungan 900 rb yang bisa dipakai untuk membeli batu. Jadi terharu ni emaknya….

Rencananya ingin mengunjungi museum Lambung Mangkurat dulu sebelum ke pasar permata, tapi ternyata belum rejeki, museumnya di tutup karena ada acara pengajian.

Di Kalimantan Selatan ini banyak sekali

Sampai di pasar, belum semua toko buka pas kami datang. Lalu kami mampir di salah satu toko yang sudah buka. Yang jual bapak2 dan beliau mau menjelaskan tentang berbagai macam batuan, dan asal muasan perhiasan yang bisa begitu bagusnya. Memperlihatkan batu mentah yang belum dipoles dengan harga mulai dari 25 rb an sampai yang sudah dipoles cantik yang harganya bisa sampai ratusan ribu bahkan jutaan. Berbagai macam batu yang sudah dipoles juga beliau tunjukkan, bahkan sampai alat untuk memolesnya. Alhamdulillah bertemu dengan orang yang mau berbagi ilmu dengan kami. Apalagi saat kami menjelaskan kalau anak kami travelschooler dan ini adalah sekolahnya dia. Maka beliau tambah semangat lagi bercerita tentang ilmu batu2an. Sang jagoan dapat guru baru…

batu sebelum dipoles

Karena emaknya nggak suka memakai perhiasan, kami akhirnya membeli jam dari batu yang berbentuk pulau Kalimantan sebagai souvenir dengan harga 50 rb. Di pasar permata Martapura tidak hanya menyediakan perhiasan saja, tapi juga dijual tas, baju dan souvenir khas Kalimantan.

Keluar dari pasar permata, kami menjelajah pasar tradisional di dekat situ. Yang menarik dari sini adalah ikan seperti ikan patin, banyak yang dijual dalam kondisi masih hidup dan ukurannya super besar. Para pedagang meletakkan ikan2 itu di bak / ember besar lengkap dengan aerator nya. Jadi ikan yang dibeli dijamin fresh.

Setelah beristirahat sebentar di hotel, kami menemukan tempat nongkrong yang asik. Ada minimarket di daerah bandara, yang menyediakan lantai 2 nya untuk nongkrong dengan pemandangan bandara. Jadi kami benar2 bisa melihat pesawat yang datang dan pergi dengan jeda yang tidak terlalu lama. Pesawat hanya berhenti di bandara tidak lebih dari 30 menit. Luar biasa ya…

Perjalanan pulang ke hotel kami membeli mangga yang banyak dijual di pedagang pinggir jalan. Kami penasaran, kenapa mangga yang dijual kok ada labelnya semua, bahkan untuk mangga yang dijual di pedagang pinggir jalan sekalipun. Ternyata setelah kami membeli, mangga harum manis itu harganya 30 rb per kilo. Waw, cukup kaget juga sih, biasanya kalau di Jawa harga 1 kg mangga harum manis kalau sedang musim begini tidak sampai 10 rb. Tapi mungkin ini mahal karena merk nya hihihi… Memang si, mangganya kualitasnya bagus, benar2 tua dan manis