25 November 2018
Waktunya ke tambang….
Pagi2 kami sudah tacit dengan keluarga rumah Ulin. Lalu sarapan di alun2 sekitar yang biasa disebut pendopo. Banyak orang2 yang berjalan2, berolahraga serta penjual makanan dan berbagai macam barang kebutuhan sehari2. Baru jam 8.30 kami berangkat ke tambang, memakai perlengkapan sesuai dengan peraturan yaitu rompi, helm dan sepatu boot. Tak lama kemudian 2 mobil pick up double cabin menjemput kami. Untuk kami sekeluarga dan untuk keluarga rumah ulin.
Didepan rumah keluarga Rumah Ulin, Persiapan berangkat ke tambang
Hanya perlu waktu 15 menit untuk sampai di tambang. Diawali dengan pemeriksaan petugas, dari surat ijin masuk tambang, sampai pengecekan perlengkapan yang dipakai. Memasuki area perusahaan, pengemudi mobil harus menyalakan dan mendengarkan radio perusahaan. Tak lama berjalan kami disambut dengan truck gandeng besar yang hilir mudik mengangkut batu bara dari penimbunan batu bara ke pelabuhan.
truck gandeng yang mengangkut batu bara ke pelabuhan (karena aturan dari perusahaan, kami mengambil foto yang lain, bukan dokumentasi kami)
Pengemudi pick up yang mengantar kami kemudian meminggirkan mobil dan memasang bendera yang cukup tinggi di bagian depan mobil, sebagai tanda agar truck2 besar yang mungkin berpapasan dengan kami tetap bisa melihat mobil kami yang cukup kecil. Memasuki area pertambangan, pengemudi memindah gelombang radio, kali ini khusus mengenai lalu lintas di dalam tambang. Tiap kali akan mendahului mobil / truck yang lain, pengemudi harus meminta ijin pada mobil di depannya. Dan boleh mendahului setelah ijin diberikan.
Memasuki tambang, kami mulai bertemu dengan truck dump super besar sesuai dengan yang diinginkan sang jagoan. Dia langsung heboh melihatnya. Kami pun berhenti di tempat khusus untuk melihat tempat tambang yang berupa lubang yang super besar dengan jalan2 di sampingnya untuk tempat jalan truck keluar masuk lubang. Truck yang aslinya super besar, kalau dilihat di lubang penggalian, hanya seperti semut2 kecil, hampir tidak kelihatan.
kira2 kondisi pertambangan di sana seperti ini (bukan dokumentasi kami)
kira2 kondisi pertambangan di sana seperti ini (bukan dokumentasi kami)
kira2 kondisi pertambangan di sana seperti ini (bukan dokumentasi kami)
Lubang penggalian itu terus digali, sehingga semakin dalam dan lebar nantinya. Untuk penambahan besar lubang galian, digunakan bom yang dipasang di beberapa tempat dan diledakkan bersamaan. Radius 500 m dari ledakan harus clear.
kira2 kondisi pertambangan di sana seperti ini (bukan dokumentasi kami)
Lubang penggalian itu terus digali, sehingga semakin dalam dan lebar nantinya. Untuk penambahan besar lubang galian, digunakan bom yang dipasang di beberapa tempat dan diledakkan bersamaan. Radius 500 m dari ledakan harus clear.
Lubang penggalian itu terus digali, sehingga semakin dalam dan lebar nantinya. Untuk penambahan besar lubang galian, digunakan bom yang dipasang di beberapa tempat dan diledakkan bersamaan. Radius 500 m dari ledakan harus clear. Sang jagoan juga berkesempatan berfoto dengan truck dump yang super besar itu. Tinggi sang jagoan hanya 1/2 dari tinggi ban truck. Wuaaaahhhh, luar biasa.
kira2 trucknya seperti ini (bukan dokumentasi kami)
Kami berjalan lagi ke tempat penimbunan batu bara, melihat dan memegang batu bara yang ternyata bentuknya tidak jauh beda dengan arang. Teksturnya juga tidak terlalu keras, bahkan saat di pegang, cukup mudah hancur, tidak seperti batu.
Pemandangan truck dump yang lalu lalang menumpahkan isi muatannya, lalu ada loader besar juga yang akan memuatnya ke dalam truck gandeng besar. Kapasitas 1 bak truck gandeng bisa mencapai puluhan ton. Oh ya, di tambang ada juga truck yang tugasnya menyiram jalan agar tidak berdebu lo. Kegiatan di tambang hampir tidak pernah berhenti. 24 sehari, bahkan dalam setahun hanya libur beberapa hari saja yaitu pas lebaran, natal, tahun baru. Menurut cerita pak Rian, kondisi tambang di malam hari seperti kota tersendiri. Banyak lampu terang benerang yang menghiasi tambang.
Kunjungan diteruskan ke kantor pak Rian, ada yang menarik di sana. Ada fosil kayu asli yang cukup besar. Kemungkinan itu adalah pohon yang sudah tertimbun jutaan tahun, tapi belum berubah menjadi batu bara.
Alhamdulillah untuk pengalaman yang luar biasa. Rejeki yang tak terkira. Akhirnya mimpi yang jagoan jadi kenyataan. Ini merupakan pengalaman pertama untuk sang jagoan dan saya juga tentunya. Seperti yang saya bilang kepadanya, bahwa ini semua adalah rejekinya, kami mama papanya hanya numpang senang saja.
Pulangnya, kami berkesempatan mampir untuk mencicipi makanan khas banjar. Kali ini kami makan olahan ikan patin. kami mencicipi patin kuah kuning, dan patin bakar pedas. nyummmy….
Setelah sholat ashar, sang jagoan diajak teman2nya bermain sepak bola di pendopo tempat kami sarapan tadi pagi. Agak deg2an si melepas sang jagoan bersama Bilal dan teman2nya. mereka berangkat bersama orang tua temannya Bilal. Hanya doa saja yang bisa mengiringinya. Semoga Allah selalu melindunginya. Ada hidangan spesial juga yang di suguhkan. Ada buah durian kecil2 yang rasanya yummy, dan buah kasturi yang baru pertama kali kami makan, bisa dibilang mangga khas kalimantan; rasanya seperti mangga, tapi cara makannya seperti kedondong. Kulitnya bisa dikupas menggunakan tangan dan cara makannya langsung digigit, karena buahnya berserat, jadi agak susah kalau dipotong2 menggunakan pisau.
Kami juga berkesempatan praktek membuat sabun jelantah yang bisa dipakai untuk cuci baju dan cuci piring. Ternyata cara yang kami pakai selama ini salah, kuncinya adalah takaran tiap bahannya harus tepat dan pas. Semoga bisa langsung praktek begitu sampai di rumah.