27 November 2018
Anniversary kami yang ke 16. Nggak tahu kenapa bagi kami ber 2, tanggal 27 November lebih berkesan buat kami daripada tgl pernikahan kami. Mungkin dikarenakan ini merupakan awal kami jadian pacaran dan memulai hidup bersama. Kalau saat itu orang tua kami mengijinkan kami untuk menikah, maka kami akan menikah dengan sekemampuan kami. Sejak 2002 sampai 2018, yang kami rasakan hampir sama, yang beda hanyalah kami boleh tinggal bersama dan dulu tidak. Yang dulu haram, sekarang halal bahkan berpahala. Kalau kata orang, setelah menikah maka banyak hal yang berbeda, pasangan akan berubah, akan kelihatan aslinya. Tapi yang saya rasakan hampir sama. Tidak ada yang aneh dan berubah. Bahkan yang kami kian kemari kami semakin sepaham. Lebih banyak mengerti satu sama lain. Cobaan, kehidupan ala roller coaster semakin mendewasakan kami. Dari bobot badan ideal, super gemuk sampai agak turun. Alhamdulillah ya Allah untuk semuanya.
Apalagi ditambah dengan amanah dari Allah yang sangat luar biasa. Anak laki2 yang sangat luar biasa, sempurna menurut kami. sehat, pintar, cerdas, sholeh dan super kritis dengan pertanyaan2nya yang kadang bikin kami mak jleb dan harus bertanya mbah google untuk bersama2 mencari jawabannya. Kadang kala harus mencari kata2 dan bahasa yang tepat untuk disampaikan padanya. Menterjemahkan dalam bahasanya dan memastikan bahwa dia tidak salah mengerti penjelasan kami. Itu semua menjadikan tantangan tersendiri buat kami, saya khususnya untuk mendampinginya. Melayakkan diri untuk menjadi orang tuanya. Subhanallah, benar2 saya dipaksa belajar hampir semua hal dengan serius. Lebih serius dan bersungguh2 daripada saat saya di bangku sekolah. Sang jagoan harus lebih hebat daripada orang tuanya. Banyak hal baru, pengalaman yang baru saya alami setelah menjadi mama dari sang jagoan. Jadi kami benar2 belajar bersama2. Semoga Allah selalu menjaganya dan memudahkan setiap langkah dalam menggapai cita2nya.
Banyak orang merasa menjadi ibu adalah mengandung, Melahirkan dan menyusui. Lalu membesarkan sebisanya, waktunya makan diberi makanan bergizi super no 1, di beri pakaian yang terbaik, sekolah favorit. Tapi yang kami rasakan berbeda. Tantangan kami adalah mendampinginya dan memberikan contoh untuknya. Beberapa keluarga yang kami temui, kadang perilaku anak sangatlah menyimpang dan berbeda dengan orang tuanya dari luar. Tapi kalau pesan guru kami, cukup ambillah yang cocok dengan kita, yang tidak pas tidak usah diambil, jangan mencela orang lain, cukup katakan kalau kita berbeda. Karena tidak ada kurikulum yang terbaik, yang paling baik adalah yang paling cocok dengan keluarga kita. Semuanya anggota keluarga bahagia. Jangan meniru orang yang suka travelling kalau kita sukanya kruntelan di rumah.
Saya dan suami saat ini sedang fokus untuk membesarkan sang jagoan, menunda mimpi2 kami ber 2 sampai sang jagoan aqil baligh. Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap prosesnya. Perkerjaan yang diambil hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengantarkan sang jagoan jalan2. Waktu aqil baligh sang jagoan tidak lama lagi kok, cuma 7 tahun saja. Dan itu sangatlah sebentar, sama rasanya seperti masih belum lama sang jagoan lahir, tahu2 dia sudah besar, sudah pintar melakukan segala sesuatunya sendiri. Waktu 7 tahun yang akan datang pasti sama cepatnya seperti 7 tahun yang sudah dilalui. 7 tahun ke depan, sang jagoan pasti sudah tidak banyak membutuhkan kami lagi, sudah punya kehidupan sendiri. Sekarang saja dia sudah merasa besar, tidak mau digandeng lagi, sudah punya teman sendiri, bahkan terkadang lebih memilih bermain dengan teman2nya daripada pergi bersama kami. Walaupun sekarang dia sering bercerita kalau besok dia akan membangunkan rumah untuk kami saat di bersekolah di Jerman untuk belajar di pabrik Mercy, bahkan saat bercanda dengannya “bagaimana kalau mama papanya nangis di bandara saat dia mau berangkat ke Jerman? dia bilang kalau dia nggak jadi berangkat saja”. Oooooh, jadi terharu mendengarnya. Semoga Allah memudahkan setiap langkahmu ya nak.