Hajatan sang Jagoan #2

Hajatan sang Jagoan #2

H-1, suasana bertambah tegang, kami memastikan semuanya sudah siap. Dari celana sunat, hadiah untuknya, memastikan esok dokternya tidak terlupa, dan snack bingkisan untuk dokter. Alhamdulillah semuanya sudah beres. Tinggal memperkuat hati orang2 disekitarnya. Kami semua harus kuat dan tegar untuk sang jagoan. Kakek neneknya yang rencananya tidak akan kami beritahu terlebih dahulu, ternyata diluar dugaan beliau datang ke rumah untuk urusan yang lain. Oke, berarti memang ini sudah ditakdirkan Allah.

Semula memang kami tidak berencana memberitahu siapapun mengenai hajatan ini. Sesuai dengan permintaan sang jagoan untuk merahasiakannya. Rencananya kami akan menelpon meminta doa hanya kepada kakek neneknya beberapa saat sebelum acara. Harapannya tidak perlu datang menunggui, tapi mohon doanya saja. Karena kami hanya akan fokus menemani sang jagoan yang takut, menemani detik demi detiknya, tanpa memusingkan tetek bengek yang menurut kami tidak penting.

Hari yang ditunggu akhirnya datang juga, sedari pagi kami ber 3 bermain bersama, bebikinan lego baru yang dibeliin neneknya sebagai hadiah sunat, bikin minuman dan makan jajan kesukaannya, bahkan kami nge date ber 3. Jalan2 ke kompleks belakang, mampir ke mini market, beli jajan kesukaannya, permen, snack, dan ice cream untuk kami ber 3. Tidak tanggung2, kami duduk lesehan di emperan minimarket, menikmati ice cream kami masing2, melihat orang2 hilir mudik sambil bercerita tentang hidup. Kami hanya ingin menyampaikan padanya bahwa kami tahu ini tidaklah mudah untuknya, tapi papa mama selalu ada buat kamu. Papa mama akan menemanimu melewati fase penting dalam hidupmu. Jangan takut nak, papa mama selalu ada di sampingmu.

Waktu mulai mendekati jam 12. Tidak lama lagi dokternya pasti akan datang. Hanya doa dan tangis dalam sujud kami yang mengiringi proses ini. Kami benar2 merasa bahwa tidak ada yang bisa kami lakukan untuk membantunya melewati ini, seandainya rasa sakit nya bisa dipindahkan, tentulah kami rela menanggungnya.

Dokternya datang tepat saat kami ber 3 berpelukan, selesai sholat dzuhur. Pelukan sebagai ihtiar kami menenangkan sang jagoan fan menguatkan diri kami sendiri juga. Wajah sang jagoan mulai pucat, rasa takut terlihat di wajahnya. Papanya cepat2 keluar rumah dan saya fokus menenangkan sang jagoan, dia bilang, “ade takut ma…..”. Iya nak, sabar ya, ade pasti bisa melewatinya. Sambil saya peluk dia erat2.

Waktunya tindakan, saya hanya bisa menunggu di luar kamar karena sang jagoan hanya ingin ditunggui yang sama2 cowok. Dengan berat hati saya menuruti permintaannya. Berdoa semoga semuanya mudah dan lancar. Deg2an rasanya menunggu tanpa bisa melihat, hanya terdengar percakapan mereka ber 3 dan jeritan sang jagoan sesekali. Walaupun dia meminta di khitan sambil maen game, tapi tetap saja sesekali

Alhamdulillah tidak sampai 1 jam semua selesai. Sang jagoan langsung turun kasur dan keluar kamar. Bisa jadi karena masih dalam pengaruh obat, jadi belum merasa sakit. Siap2 dengan tahapan selanjutnya, proses membersamai yang seru dan mendebarkan…..

Sumber Artikel
Author: selfiaety