9 – 10 Maret 2019
Baru pertama kali mengikuti event nya Padepokan Margosari yang memungkinkan kami bisa selalu ber 3. Tidak ada kelas orang tua, materi2 yang harus mengerutkan dahi dan tanpa kids corner. Bayangin aja seru, apalagi kenyataannya pasti lebih seru. Banyangin dari datang sampai pulang cuma membahas masalah maen. Dan seperti yang dibahas di group sebelumnya. Pokoknya maen saja dan bahagia. Oke…
Walaupun tantangan menari bersama dengan kostum lebah tidak bisa kami lakukan karena kami harus ke Jakarta mendadak untuk urusan negara (tugas dari orang tua). Padahal gerakan dan kostum yang akan dipakai sudah kami obrolkan sebelumnya. Yach sudah lah tidak apa2.
Di tengah capek yang belum hilang, sang jagoan masih bersemangat membuat kostum dengan tema laut untuk acara boardgame nanti. Sang jagoan menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari ide, bahan, dan cara membuatnya. Hasilnya adalah kostum ubur2 yang terbuat dari kardus bekas dan rafia. Sang jagoan sudah menyiapkannya sampai larut malam sendiri. Sedangkan saya dan papanya sudah terkapar kecapekan. Hasilnya seperti ini.
Waktunya boardgame, berangkat pagi2 dari rumah. Semua barang yang disiapkan dimasuk2an mobil. Kali ini kami berangkat bersama mba Nia Nio dan putri nya Maira dari Depok yang semalam menginap di rumah kami. Mampir sarapan dulu dan langsung menuju Salatiga.
Sudah ramai di sana, sang jagoan pun sudah bahagia bertemu dengan sahabat2nya. Acara dimulai dengan sekian banyak keseruannya. Anak2 dan orang tua berada dalam 1 ruangan yang sama. Riuh sih, tapi kan memang ini acara untuk keluarga bersama.
Esok harinya keseruan bertambah. Banyak keluarga yang sudah siap sedari pagi. Kami memasukkan barang2 kami ke mobil sambil mengambil kostum bikinan sang jagoan. Cari di sana sini, ups… kostumnya kok tidak ada, kostumnya ketinggalan di rumah, karena takut kostumnya rusak, maka sang jagoan menaruhnya terpisah dari barang2 lain, eee malah jadi tertinggal. Saya dan papanya saling pandang, kami membayangkan sang jagoan bakalan kecewa sekali. Kami pun berusaha menghiburnya, nanti kami akan memfoto kostumnya dan akan kami kirim di group boardgame.
Makin deg deg an saat kami melihat keluarga lain dengan anak2 mereka yang sibuk memakai kostumnya. Sang jagoan hanya melihat saja dari pinggir. Papanya berusaha menghibur dengan berusaha membuatkan kostum dari sarung yang diikat2. Tapi sang jagoan tidak mau. Saat ada kesempatan ngobrol sebentar dengannya. Saya tanya, “gimana nak, nggak papa?” diluar dugaan ternyata dia bilang, “untung kostumnya ketinggalan, soalnya ade malu kalau pakai kostum terus disuruh maju di depan dilihatin banyak orang gitu”. Hadeuhhh…. lega sekaligus geli mendengar jawabannya. Memang benar, feedback dari anak2 itu bikin deg degan dan kadang tidak sesuai dengan prediksi kita.
Selama boardgame sang jagoan semangat sekali, ke sana kemari, menjajal semua boardgame di tiap posnya. Lebih seru lagi di saat papa bermain bersama ibu2, beliau gercep kalau masalah pencet memencet bel. Luaarrr biasa. Di setiap tempat yang ada hanya canda tawa, keseruan dan kebahagiaan ada di mana2.
Keren !!!!
Bermain Fold it!
Papa kalah maen bareng emak2
Dan yang paling penting bagi kami dari setiap kegiatan yang kami ikuti adalah bagaimana penilaian sang jagoan tentang acara tsb. Kalau dia suka dan BAHAGIA, maka acara tsb benar2 KEREN. Jangan lupa BAHAGIA, itu kuncinya.
Selesai acara, kami sempat mengulik pendapat sang jagoan, ternyata dia bilang kalau dia seneng. “Kenapa senang?” katanya “karena banyak mainannya, dimana2 ada mainan, bisa ketemu dengan sahabat2nya trus bisa dapat teman2 baru”.
Saya pun tidak luput dari pertanyaan dia “Mama dapat teman baru berapa? Kalau ade dapat banyak teman baru” Lo kok malah jadi lomba banyak2an teman baru gini… qiqiqi..
Bagi saya terutama yang baru belajar nyaman di keramaian dan belajar berkenalan dengan orang2 baru, pernyataan sang jagoan itu membuat saya jadi mak jleb. Tapi kemarin saya dan sang jagoan sama2 dapat banyak teman baru. Yeaaayyyy…….
#boardgameland
#boardgameland2019
#boardgamekeluarga
#bee.bo