BELAJAR GAK HARUS SEMPURNA

BELAJAR GAK HARUS SEMPURNA

Memutuskan belajar menjadikan kita seketika “bodoh”, sebagaimana banyaknorang bilang “semakin banyak belajar, semakin bodoh”.

Ya, itu Benar.

semakin banyak belajar kita akan semakin sadar dan tahu bahwa ternyata banyak yang kita belum bisa dan belum tahu. Saat belajarlah hal itu di update. Sehingga yang semua tidak tahu menjadi TAHU, semua gak bisa jadi lebih bisa.

setidaknya, hal itu dirasakan oleh kita para orang dewasa. Tidak demikian bagi anak anak.
Bagi anak anak, belajar adalah proses yang menyenangkan, setidaknya “begitulah seharusnya terjadi”.
Saat bermain mereka belajar, belajar banyak hal, mulai dari menjawab penasaran “apa itu”, menjawab tanya dalam hatinya “mengapa itu” hingga mencoba beberapa hal baru “bagaimana jika seperti ini dan bagaimana jika seperti itu”.

Anak anak secara alami adalah pembelajar sejati, dengan rajinnya bertanya, mencoba dan melakukan hal hal baru. Ya itu alamiah. Coba saja lihat seberapa sering anak kecil bertanya ? Seberapa sering anak kecil mencoba coba? Dan seberapa sering kita kita yg dewasa ini bertanya dan mencoba coba ?, pasti segera terjawab, siapa pembelajar sejati.

Mari sejenak mencoba menelaah fenomena ini, mengapa ini terjadi, mengapa beda antara kita, para dewasa dengam mereka, sang anak anak.
Mungkin bisa mulai kita diskusikan di sini:
1. Orang dewasa paham mana sempurna, sedangkan anak anak tidak paham itu. Sehingga rasa takut dinilai jelek, gak bagus, aneh dan sekian penilaian orang lain sudah menghantui kita para dewasa ini untuk berkarya, bahkan hantu itu muncul sebelum kita MULAI BERKARYA. Berbeda dengan anak anak. Mereka gak ngerti penilaian2 itu, bagi mereka belajar, bermain dan mencoba coba, bahkan sampai mencipta sesuatu yg baru adalah asyik, menyenangkan dan membanggakan. Terlihat saat anak anak telah selesai membuat sesuatu, pasti dengan bangga akan ditunjukkan kepada kita orang tua nya. Mereka bangga dan berbinar dalam menceritakan, ini apa, itu apa, untuk apa dan bisa apa saja karya itu. Ya…. mereka BANGGA.

Akankah kita para dewasa ini, dg tidak bijaknya menularkan virus takut akan gagal, takut akan tidak sempurna, dan takut akan penilaian orang ini, ke anak anak yang lugu itu, dengan cara cara yang SANGAT TIDAK BIJAK, alih alih mengajarkan KEJAMNYA DUNIA, dengan memberi penilaian, kritik, bahkan cemoohan akan karya karya yang membanggakan mereka itu. Kurang ini nak, kurang itu nak, seharusnya gini, gitu, dan nilai nilai lain yang biasa kita terima dan kita lakukan dalam dunia dewasa kita.

GAK ADIL

mereka hanyalah anak anak, dunia mereka adalah berpesta fora, bahagia dalam bermain belajar dan berkarya.
biarlah mereka bebas berkarya, HARGA ITU.
biarlah mereka bebas mencoba, KAWAL dan BERSAMAI
biarlah mereka memaksimalkan binar binar mereka saat mereka tumbuh dan berkembang, agar mereka menjadi JAUH LEBIH BAIK DARI KITA KITA INI, karena memang dunia mereka kelak berbeda dengan kita.

yuks, APRESIASI KARYA ANANDA KITA.

Sukses selalu bagi anda semua.

Best Regards,

Dutria BAYU Adi
A Professional Student @TrainingSemarang.Com
BF Institute Training Center Semarang
Public, Inhouse and Outbound Training Provider
www.trainingsemarang.com

Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi / Dutria Bayu Adi