31 Agustus 2018
Check out dari hotel sekitar jam 7 pagi. Lewat tol baru yang waktu tempuhnya tidak terlalu lama. Rencana mampir membeli sarapan khas Bandung. Akhirnya dapat sarapan di alun2 Soreang. Banyak pilihan makanan di sana. Tapi yang paling menarik adalah batagor, yang dibeli langsung di kota asalnya. Memang dari kemarin pengen sekali makan batagor langsung di Bandung.
Dapat spot makan yang asik, tempat duduk dari semen dan menghadap ke lapangan. Banyak anak2 sekolah yang sedang berolahraga di situ. Ternyata batagor asli Bandung tidak cocok dengan selera kami. Karena rasanya cenderung asin. Tapi sudah puas rasanya bisa menikmati kuliner khas langsung di kota asalnya.
Selesai sarapan, langsung bergeser ke Ranca Upas. Di perjalanan, pemandangannya sangat bagus, sejuk dan hijau. Walaupun banyak tebing gundul di kiri kanan jalan. Kami mau melihat penangkaran rusa yang sedang ramai dibicarakan.
Kami kena tiket masuk sebesar 15 rb / orang, ditambah parkir mobil 10 rb. Sampai di sana belum terlalu ramai. Baru sekitar jam 9. Belum terlalu panas juga. Ternyata Ranca Upas tempat yang asik buat kemah. Tempat yang luas, kamar mandi lumayan banyak dan banyak warung penjual makanan dan kayu bakar.
Sampai di sana langsung diserbu penjual strawberry dan blueberry. Harganya juga cukup murah. Cuma 10 rb untuk satu kotak mika yang lumayan besar. Apalagi ternyata kami adalah pembeli mereka yang pertama.
Di pintu masuk penangkaran, tidak ada tiket masuk lagi. Sebelum sampai di pintu masuk, kami disambut dengan taman bunga yang sangat cantik bunganya, warna warni pula. Sangat cocok untuk tempat selfie. Di dekat pintu masuk juga disediakan makanan untuk rusa, ada wortel dan kangkung yang dijual dengan harga 10 rb an per ikatnya.
Langsung turun ke penangkaran. Aman kok, rusa2 yang di situ sudah jinak, bahkan mereka sudah pintar marketing. Nggak ada makanan, nggak ada foto. Hiiiii….. soalnya banyak rusa yang tahu2 memalingkan muka bahkan pergi saat diajak foto kalau orang yang ngajak nggak ngasih makanan dulu. Benar2 rusa terdidik.
Sang jagoan sangat antusias memberi makan rusa2. Awalnya dia masih takut2, hanya memberikan makanan dari atas panggung saja. Tapi lama2, karena melihat keasikan pengunjung lain yang turun langsung, akhirnya dia penasaran juga. Malah dia sempat di kerubuti rusa2 karena membawa makanan. Sampai2 di naik ke bangku karena ngeri didatangi banyak rusa. Terutama yang punya tanduk besar2. Saking asiknya, sang jagoan sampai membeli pakan sampai berkali2.
Sampai hampir dzuhur, kami baru keluar dari penangkaran, karena semakin siang, semakin ramai. Sudha tidak terlalu nyaman lagi jadinya. Lalu kami makan bakso sampai adzan dzuhur. Tidak ada sholat jum’at di masjid situ. Kami jadinya sholat dzuhur saja. Keluar dari masjid menuju ke parkiran, eeee tiba2 sang jagoan menginjak selokan, yang dia kira tanah biasa. Ternyata itu adalah selokan, buangan air dari kamar mandi. Tidak terlihat karena tertutup rumpit yang lumayan tinggi. Lucu sekaligus kasihan melihat ekspresinya. Ketambahan sandalnya hilang 1, tertinggal di dalam selokan. Terpaksa dia masuk ke selokan lagi untuk mencari sandalnya yang hilang. Saya berusaha menahan diri untuk tidak marah sama sekali.
Jadi terpaksa mandi di tengah udara dingin, tanpa air hangat. Tadi pagi sang jagoan tidak mau mandi di hotel dengan alasan dinhin. Sekarang malah dipaksa mandi di sini. Papa bertugas mengambil baju di mobil, saya menemani sang jagoan mandi di kamar mandi umum. Segerrrr, brrrrrr…
Selesai dari Ranca Upas, kami menuju ke gamping (glamour camping). Ada rumah makan berbentuk kapal kayu di tengah2 kebun teh. Tersedia juga fasilitas berupa tempat bermalam dari temda modern, dengan fasilitas lux yang mereka sebut glamping tsb. Hanya sekedar minum kopi dan teh diatasnya sambil menikmati pemandangan danau di tengah2 kebun teh dari atas kapal kayu. Obyek ini sangat cocok untuk penggemar selfie.
Jam 1.30 kami harus bergeser dari situ. Menuju tempat kerja papa di daerah Soreang. Pas turun dari kapal, pas gerimis turun. Perjalanan menuju ke Soreang cukup menantang, jalan yang kami lewati cukup sempit, dengan galian pipa PDAM di kiri kanan jalan. Suasana juga tidak terlalu ramai, ada daerah yang blank dari perumahan penduduk. Hanya kebun, tanah kosong, jurang dan tebing di sisi kanan kiri jalan. Dengan minim lampu penerangan.
Alhamdulillah sampai di tempat tepat waktu. Jam 3 sore sesuai jadwal. Selesai acara jam 6 sore. Lanjut mencari penginapan dan makan malam. Karena besok rencananya kami mau berkunjung ke Happy Farm di daerah Ciwidey, kami memutuskan bermalam di sini juga.
Makan malam kali ini mencari makanan khas sini juga. Ketemu nasi timbel + ayam bakar, kue balok dan gehu pedas. Penasaran dengan rasanya. Baru tahu ternyata gehu itu adalah singkatan dari tahu taoge. Hadeeeuhhh, kirain makanan apa. Nyoba juga merasakan kue balok. Cukup enak dan gurih. Kalau menurut saya semacam kue pukis dengan parutan kelapa kasar uang sengaja ditambahkan untuk menambah cita rasa kue. Nyam nyam, kenyang… dan waktunya istirahat. Dapat hotel di dekat happy farm. Jadi semoga besok bisa pagi2 ke sana.